Toko Buku Online Terlengkap

Selasa, 27 Maret 2012

Sutra Emas : Surveilans Epidemiologi Berbasis Masyarakat

Sangat menarik sekali yang dilakukan oleh Bapak Hadi Puspita dari Kabupaten Malang, Jawa Timur. Dikutip dari MediaIndonesia.com, Bapak Hadi Puspita telah menerapkan Sutra Emas, Surveilans Epidemiologi Berbasis Masyarakat. Dengan memanfaatkan teknologi sederhana, SMS, Bapak Hadi sudah dapat melakukan deteksi kejadian luar biasa 32 penyakit berpoteni menjadi wabah (KLB). 

Secara sederhana Hadi menjelaskan teknologi pelaporan kasus kejadian luar biasa (KLB) dan serangan penyakit bisa lewat pesan singkat (SMS). Semua itu dapat dilakukan dengan melibatkan kader kesehatan yang tersebar di tingkat RT dan RW. Untuk mendukung akurasi data, peran tokoh masyarakat juga penting dalam membuat peta desa secara detail hingga mencakup RT/RW. 

Pemanfaatan teknologi informasi yang telah dilakukan Hadi di Kabupaten Malang ialah memasukkan data sekitar 32 penyakit, jumlah penduduk, termasuk membuat tanda untuk menunjukkan kasus KLB di komputer. Warna hijau menunjukkan kriteria potensi KLB menimpa 1% sampai 25% total penduduk, kuning 26% sampai 50%, oranye 51% sampai 75%, dan merah menunjukkan 76% sampai 100% total penduduk. 

Adapun cara kerja pengiriman laporan melalui SMS itu mencakup nama pengirim, temuan penyakit, umur, jenis kelamin, lokasi ditemukannya kasus, tanggal, dan jam pelaporan. Laporan yang dikirimkan melalui SMS itu langsung masuk ke server untuk diproses dan dianalisis komputer. Bila terjadi kesalahan pada pengiriman data, server akan menolak dengan mengirimkan pesan balasan yakni 'SMS yang Anda kirimkan salah. Kode wilayah tidak dikenal. Silakan cek kembali dan kirim ulang SMS Anda. Terima kasih'. Demikian pula bila kader kesehatan tidak mengirimkan laporan, server akan menagih dengan mengirimkan pesan 'Anda belum mengirimkan laporan'. 

“Setiap data yang diterima server secara otomatis mengalami perubahan data pada tabel dan peta,” ujarnya. Ia pun menjelaskan pekerjaan yang digelutinya delapan tahun terakhir bersama kader kesehatan di desa. Data yang sudah diolah tersebut dikirim ke telepon seluler masing-masing tim Sutra Emas atau pemegang kebijakan. Itu tidak perlu operator khusus dan laporan data dikirimkan setiap waktu secara otomatis. “Tim Sutra Emas mendapat laporan yang menerangkan jenis kasus lengkap dengan lokasinya sehingga kurang dari 1 jam, kami sudah sampai di lokasi untuk melakukan penanganan,” tuturnya.

Alasan kenapa serangan Kumbang tomcat Paederus fuscipes di Jawa Timur belum ditetapkan sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB)

Seperti dikutip dari okezone.com, serangan Tomcat sampai dengan tanggal 21 Maret 2012 sudah mencapai 149 orang (tercatat 48 orang per tanggal 19 maret 2012 Baca : Sebuah catatan Kumbang tomcat Paederus fuscipes) namun Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur belum menetapkannya sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB). 

“Serangan tomcat ini sebenarnya tidak mematikan. Oleh karena itu kami juga tidak gegabah menyatakan ini sebagai kejadian luar biasa (KLB). Apalagi status KLB itu ditujukan untuk penyakit-penyakit yang potensial wabah. Nah definisi wabah itu sendiri adalah penyakit-penyakit yang mengancam jiwa,” kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur Budi Rahaju, Rabu (21/3/2012). 

Menurut Budi, serangan hama Tomcat ini ini sebenarnya bukan hama baru menyerang warga Jawa Timur. Pada tahun 2004 serangan hama ini sebenarnya pernah terjadi pula di Tulungagung, Jawa Timur. Kemudian disusul pada tahun 2005, 2009, 2010 dan 2011 menyerang warga di sekitar Surabaya, Gresik dan Sidoarjo.

Selasa, 20 Maret 2012

Beli Buku Online Promosi Kesehatan: Teori & Aplikasi (Edisi Revisi 2010)

Beli Buku di : http://bit.ly/GCjP4f
Pendidikan kesehatan, yang dewasa ini lebih dikenal dengan promosi kesehatan adalah suatu pendekatan untuk meningkatkan kemauan dan kemampuan masyarakat untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan. Mengingat tujuan akhir promosi kesehatan bukan sekedar masyarakat mau (willingness) hidup sehat, tetapi juga mampu (ability) untuk hidup sehat.Klik disini untuk beli Beli Buku Online Promosi Kesehatan: Teori & Aplikasi (Edisi Revisi 2010)

Beli buku Online Teori dan Aplikasi Kesehatan Kerja

Beli Buku di http://bit.ly/GCjP4f
Buku ini memberikan pemahaman yang komprehensif tentang kesehatan kerja dan tentang bagaimana pelaksanaan upaya kesehatan kerja di dunia usaha dan dunia kerja dapat mempertahankan serta meningkatkan kapasitas kerja dan kesehatan pekerja, serta cara mencegah penyakit pada pekerja. dimulai dengan konsep dan teori, diikuti dengan penjelasan yang komprehensif tentang aplikasinya dilapangan. Klik disini untuk beli buku Online Teori dan Aplikasi Kesehatan Kerja

Beli Buku Online Manajemen Penyakit Berbasis Wilayah Umar Fahmi Achmadi

Beli Buku di http://bit.ly/GCjP4f
Upaya penanggulangan penyakit perlu dilakukan secepat mungkin agar tidak meluas dari segi jumlah kasus maupun wilayah yang terkena persebaran penyakit. Kasus penyakit seperti malaria, polio, demam berdarah dengue, SARS, flu burung, dan lain lain yang pernah terjadi di Indonesia memerlukan penanganan yang cepat agar tidak menimbulkan Kejadian Luar Biasa (KLB). Buku ini memaparkan perihal Manajemen penyakit berbasis wilayah itu. Tepat dijadikan kerangka acuan pengembangan kapasitas Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dalam menjalankan fungsi manajemen penyakit menular maupun penyakit tidak menular. Selain itu, buku ini juga diharapkan digunakan pemerhati kesehatan masyarakat, Staf Dinas Kesehatan Tingkat Provinsi Kabupaten/Kota, Puskesmas, mahasiswa kesehatan masyarakat, keperawatan, dokter yang akan terjun di masyarakat, mahasiswa politeknik kesehatan, termasuk petugas kesehatan yang sehari-hari bekerja dan masyarakat luas pada umumnya. Klik disini untuk beli buku online Manajemen Penyakit Berbasis Wilayah Umar Fahmi Achmadi

Beli Buku Online Dasar-Dasar Penyakit Berbasis Lingkungan

Beli Buku di http://bit.ly/GCjP4f
Kejadian Penyakit yang terjadi dalam sebuah komunitas pada sebuah wilayah pada hakekatnya merupakan babak akhir dari sebuah proses. Sebuah proses dinamik hubungan interaktif antara manusia dengan komponen lingkungannya. Manusia dengan peradaban, budaya, perilaku dan status pekerjaan yang dimilikinya, telah ’membangun’ lingkungannya sedemikian rupa sehingga penuh potensi bahaya penyakit. Lingkungan buatan manusia seperti penggunaan berbagai senyawa kimia toksik, berbagai bahan yang mengandung bahaya radiasi, mutasi berbagai mikro organisme penyebab penyakit menular baru, serta berbagai hobi, perilaku pemajanan pada akhirnya merugikan manusia itu sendiri. Manusia memaksa membuka pemukiman di atas rawa-rawa yang merupakan habitat nyamuk. Manusia menggali, menambang, mengeruk berbagai ‘simpanan’ alam yang pada akhirnya menimbulkan penumpukan bahan beracun. Manusia membakar energi demi sesuap nasi yang pada akhirnya menimbulkan polusi udara, air, dan pangan. Buku ini menjabarkan bagaimana manusia dengan peradabannya berinteraksi dengan lingkungan yang harus di kelolanya, ternyata memiliki potensi kejadian penyakit. Buku ini menguraikan patogenesis kejadian berbagai penyakit yang berasal dari lingkungan. Dampak akibat perubahan perubahan lingkungan, utamanya akibat kegiatan sehari hari di uraikan dengan komprehensif, dimulai dari sumber penyebab kejadian penyakit, dinamika dalam lingkungan, populasi yang terkena risiko hingga dampak yang ditimbulkannya. Dengan menggunakan Teori Simpul yang dikemukakan oleh penulis pada tahun 1987 dimodifikasi dalam konteks kekinian, buku ini akan memberikan gambaran, sebuah proses kejadian penyakit yang nyaris semuanya berasal dari lingkungan. Kejadian penyakit pada hakekatnya berbasis lingkungan. Klik disini untuk Beli Buku Online Dasar-Dasar Penyakit Berbasis Lingkungan

Sebuah catatan Kumbang tomcat Paederus fuscipes

Masyarakat cukup dibuat khawatir dengan berita Kumbang tomcat Paederus fuscipes yang terjadi di Jawa Timur. Dikutip dari kompas.com, data Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Kementerian Kesehatan RI, jumlah pasien yang menderita luka akibat kontak dengan serangga Tomcat hingga Senin (19/3/2012) mencapai 48 orang. Setelah diperiksa ke website www.penyakitmenular.info didapatkan informasi mengenai Kumbang Tomcat ini pernah juga terjadi di Tulungagung tahun 2008, di areal perumahan yang di kelilingi oleh kebun tebu, penderita sebanyak 260 orang, kemudian terjadi lagi pada tahun yang sama di Tulungagung di Kecamatan Besuki di daerah pedesaan, dengan habitat sekitarnya adalah terdapat tanaman padi dan jagung, penderita sebanyak 60 orang dengan gejala berupa gatal-gatal yang didahului oleh gejala panas/iritasi, bintik-bintik, gatal, berair dan menimbulkan bekas hitam pada kulit. Pada tahun 2009 di Kota Gresik terdapat di Rumah Susun terdapat penderita gatal sekitar 50 orang,kemudian terjadi lagi di Surabaya di Kenjeran pada tahun 2010 penderita sekitar 20 orang. Tanggal 13 Maret 2012, dinfokan telah ada seorang penghuni Apartemen Eastcoast Pakuwon City mengalami gatal-gatal, luka dibagian wajahnya, tubuh, lengan dan terasa panas yang ditimbulkan oleh cairan beracun serangga Tomcat. Sabtu tanggal 17 Maret 2011, serangga Tomcat diketahui juga menyerang kawasan sekolah di Kenjeran dan beberapa lokasi di Wonorejo Surabaya, termasuk pangkalan taksi kota. Apakah serangan Kumbang Tomcat akan menjadi suatu KLB? Sepertinya Dinkes Jawa Timur belum menetapkan karena tim masih melakukan identifikasi dan mencari angka penderita di lapangan. Informasi mengenai Kumbang Tomcat dari Dinkes Jawa Timur bisa didownload disini atau di website resmi Dinkes Jawa Timur.

Dari Detik.com. Dr Tri Yunis Miko, W, MSc selaku dosen epidemiologi di FKM UI menuturkan setiap serangga memang memiliki peran dalam penularan penyakit termasuk dengan tomcat. Serangga ini memiliki racun yang bisa menimbulkan reaksi di kulit.Dr Tri menuturkan secara kesehatan cara pencegahannya adalah dengan melakukan penyemprotan insektisida untuk mematikan serangga serta menghindari kontak langsung dengan serangga. Pestisida yang disemprotkan ini adalah nabati yang biasanya mengandung laos, daun mimba dan sereh yang bertujuan untuk mematikan serangga Tomcat yang sudah meresahkan warga. Selain itu hal lain yang bisa dilakukan sebagai bentuk pencegahan adalah melalui perilaku masyarakat misalnya dengan menutup pintu serta jendela sebelum menyalakan lampu rumah, karena tomcat termasuk jenis serangga yang mengikuti cahaya lampu. 

Kenapa serangan Tomcat semakin hebat dari tahun ke tahun? Aktivis lingkungan kota Surabaya, Wawan Some, Selasa (20/3/2012) menjelaskan, awalnya penyebaran tomcat diduga karena burung sebagai pemangsa utama hilang, namun dari banyak referensi yang ada, ternyata pemangsa utama tomcat adalah tokek. Analisa lain, maraknya pembukaan hutan mangrove di sisi Pantai Timur Surabaya, atau semakin menipisnya lahan semak belukar yang dipakai untuk lahan perumahan, memaksa serangga ini bermigrasi mencari habitat baru. ''Indikasi paling mudah untuk menganalisa fenomena serangan tomcat itu adalah, jika populasi di alam tinggi, maka pemangsanya yang hilang, namun jika populasinya rendah, maka habitatnya yang hilang,'' kata aktivis Komunitas Nol Sampah ini. Serangan tomcat maupun ulat bulu, kata dia, membuktikan hilangnya keseimbangan ekosistem yang penyebab utamanya dipastikan oleh ulah manusia. ''Semua mahkluk di bumi ini memiliki fungsi penting untuk menjaga keseimbangan ekosistem, ini yang harus dipahami oleh semua orang,'' ujarnya.

Sabtu, 10 Maret 2012

Peta kasus Sebaran Kasus Difteri Jawa Timur per 24 Nov 2011

Kasus difteri telah menjadi KLB di Jawa Timur. Jumlah kasus pertanggal 24 November 2011 dilaporkan 511 kasus di 38 Kabupaten/Kota dengan kematian dilaporkan sebanyak 12 kasus meninggal dunia (http://dinkes.jatimprov.go.id). Dikutip dari kompas.com Imunisasi untuk memberikan kekebalan penyakit difteri sudah ada dalam paket vaksin DPT pada setiap balita yang dijangkau paparan vaksinasi dengan cakupan yang cukup besar, 90-100 persen. Akan tetapi, respons setiap individu anak bisa berbeda, berhubungan dengan jadwal imunisasi yang kurang tepat, atau tubuh anak sendiri yang bisa saja tidak bereaksi menumbuhkan kekebalan. (Imunisasi Difteri Bisa Saja Tidak Efektif)
Pakar penyakit tropik dari Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Prof Ismoedijanto menuturkan, penyakit difteri juga pernah menyebar di Eropa. Dengan program imunisasi yang berkelanjutan, kasus penularannya terus menurun. Idealnya imunisasi bisa menjangkau sasaran sampai 95 persen. Sedangkan saat ini, di sejumlah kabupaten/kota di Jawa Timur masih ada daerah-daerah yang belum mendapat imunisasi.(Penanggulangan Difteri Butuh 3 Tahun)


Jika melihat peta sebaran kasus jelas terlihat kabupaten kota sekitar pulau madura memiliki jumlah penderita yang cukup tinggi dan juga tercatat jumlah kematian penderita difteri. Perlu analisa lebih lanjut apakah surveilans telah dilakukan dengan baik dan benar dalam mendeteksi difteri untuk kabupaten kota yang masih  melaporkan kasus penderita dan kematian kasus difteri dalam jumlah sedikit.

Kamis, 08 Maret 2012

Download antropometry (WHO Anthro) software WHO

Tugas Gizi Kesehatan Masyarakat kali ini menggunakan software Antropometry yang bisa didownload disitus WHO dengan alamat http://www.who.int/childgrowth/software/en/ . Software ini ada versi untuk Mac, PC dan Linux. Pastikan untuk mendowload sesuai dengan OS komputer yang digunakan.

Software antropometry (WHO Anthro) sekarang sudah mencapai versi 3.2.2 yang dipublish Januari 2012. Untuk menggunakan sofware WHO Anthro silahkan baca petunjuk yang telah tersedia atau bisa lihat video tentang software WHO Anthro dibawah ini